Selasa, 24 Juli 2012

Media Pembelajaran Audio Visual


Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Peluang
Ayu Faradillah

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh pembelajaran berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar matematika siswa. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen. Untuk menndapatkan hasil penelitian digunakan instrument berupa hasil belajar matematika pada materi peluang. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 6 Jakarta dengan sampel penelitian siswa kelas XI sebanyak Sembilan kelas yang dipilih secara cluster random sampling. Instrumen penelitian berupa 29 soal pilihan ganda yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Untuk uji normalitas menggunakan uji liliefors dan uji homogentias menggunakan uji fisher serta uji analisis data menggunakan rumus uji t-student. Rata-rata hasil belajar matematika kelompok eksperimen adalah 25, 793 dan kelompok control adalah 23, 714.
Kata kunci: Media Audio Visual dan Hasil Belajar Matematika Siswa
A.    Latar Belakang
Pemahaman dalam matematika sangatlah berbeda dengan pemahaman dalam mata pelajaran lain. Matematika menuntut siswa untuk berpikir mencari masalah, solusi dan menyelesaikannya. Matematika sangat menuntut siswa untuk menganalisis dan berhitung, namun kebanyakan siswa lebih cenderung menghafalkannya dibanding untuk menganalisis.
Menurut Zulkardi dalam artikel Indrawati, dua masalah utama dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa (rendahnya daya saing siswa diajang Internasional dan rendahnya nilai rata-rata EBTANAS murni nasional khusunya matematika) serta kurangnya minat mereka dalam belajar matematika (matematika dianggap sulit dan diajarkan dengan metode yang tidak menarik karena guru menerangkan, sedangkan siswa hanya mencatat) (Artikel Yuliani Indrawaty.pdf).
Dalam pembelajaran matematika, penggunaan media audio visual dapat dijadikan sebagai upaya alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran secara bermakna yang dapat membangun kontruksi pengetahuan siswa, dan sekaligus dapat dijadikan sebagai upaya untuk dapat menimimalkan kesan negatif anak terhadap pelajaran ini serta menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga membangkitkan untuk mengetahui dan menyelidiki, yang akhirnya menjurus kepada pengertian yang lebih baik dalam memahami pembelajaran matematika.
Menurut Suleiman (1988:12) dalam bukunya media audio visual sanggup meningkatkan efisiensi pengajaran antara 25% sampai 50% . Oleh karena itu, guru matematika berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
Penggunaan media audio visual, tidak hanya akan menggunakan indra penglihatan. Tapi siswa juga dapat menggunakan indra pendengaran. Belajar menggunakan indra penglihatan dan pendengaran akan memberikan keuntungan bagi siswa dalam memahami materi pembelajaran. Atas penuturan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Peluang”.

B.     Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh pembelajaran berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi peluang.\

C.    Definisi Operasional
Media audio visual dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan software adobe flash cs3 yang dibuat sendiri, berupa animasi dua dimensi yang diberikan efek tiga dimensi untuk memperjelas materi, penajaman warna, penajaman gambar, penajaman objek, visualisasi gambar interaktif asli, serta penambahan suara yang berupa suara yang dapat didengar oleh satu kelas dan kejernihan suara, menggunakan LCD dan speaker. Pada proses pembelajaran yang dilakukan di ruang kelas.
Hasil belajar matematika siswa pada penelitian ini dibatasi oleh skor yang diperoleh dari evaluasi subsumatif pada pokok bahasan peluang yaitu kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi, kejadian sederhana, dan  kejadian majemuk.
D.    Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan adalah “Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan media audio visual daripada siswa yang diajarkan dengan metode konvensional”.
E.     KAJIAN PUSTAKA
1.      Media Audio Visual Matematika
Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam belajar/mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Kemudian Miarso dalam bukunya mengatakan dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20 lahirlah peraga audio-visual yang terutama menekankan penggunaan pengalaman yang konkrit untuk menghindarkan verbalisme (Yusufhadi Miarso, 1984:51). Sehingga dalam penggunanaan peraga audio visual dapat melibatkan pengalaman konkrit yang dapat membuat ingatan yang lebih lama.
Perkembangan zaman saat ini yang begitu pesat, membuat dunia teknologi menjadi tambah modern. Karena itulah muncul berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung suatu proses belajar mengajar. Salah satu media yang mengalami perkembangan adalah media audio visual. Dalam buku Suleiman media audio visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh kata-kata dicetak atau ditulis (Suleiman, 1988:11).
Hal pertama yang harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya. Karakteristik ini antara lain adalah kematangan anak dan latar belakang pengalamannya serta kondisi mental yang berhubungan dengan usia perkembangannya. (Allen William, 1958: 14) Using certain audio visual media in combination is often helpful in the instruction program.benefits realized from this type of combination include the following:(1) communication is generally more effective than when either medium is used alone; (2) student-prepared projects, as well as carefully designed teacher-made materials, may be presented satisfactorily to groups of all sizes; and (3) the combination is particularly useful when repeated showings with the same materials are required.
Media audio visual baru ada manfaatnya kalau pada saat penyajian dapat menimbulkan kesan yang baik. Dalam menggunakan media audio visual kita harus memperhatikan langkah-langkah ataupun tahapan dalam penyajian media audio visual. Tahapan penting dalam dalam penyajian media audio visual sebagai berikut.
a.    Persiapan
Penggunaan yang efektif dan efisien dari media audio visual menuntut persiapan yang matang. Adapun langkah-langkah dari tahap persiapan.
1)   Sebelum membuat software dari media audio visual, kita harus memperhatikan tujuan apa yang harus dicapai dalam proses belajar mengajar.
2)   Setelah tujuan ditetapkan, buatlah rencana tentang pelajaran yang akan disampaikan. Kemudian buatlah media audio visual pada software yang telah ditetapkan.
3)   Setelah media tersebut di buat, berlatihlah untuk menggunakannya. Kita tidak akan dapat menerangkan sesuatu dengan media apapun secara lancar dan efektif tanpa mencobanya terlebih dahulu. Sering terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan karena orang yang menggunakan media tersebut gugup atau kikuk karena tidak berlatih lebih dahulu.
4)   Hal yang harus diperhatikan adalah memperhatikan dimana tempat yang akan digunakan untuk menggunakan media tersebut. Kita harus memeriksa apakah ruangan tersebut mempunyai aliran listrik yang memadai serta bagaimana posisi dari siswa dan guru.
b.    Penyajian
Setelah tahap persiapan selesai maka tibalah waktunya untuk penyajian. Sebelum penyajian dilaksanakan terlebih dahulu diusahakan ada kata pendahuluan dan cara menarik perhatian siswa. Setelah perhatian siswa timbul, jelaskan tujuan dari penggunaan media tersebut ataupun memungkinkan jelaskan hubungan dari penggunaan media tersebut. Sesudah itu diteruskan pada penyajian media tersebut. Waktu mempertunjukkan media audio visual, tekankan pada hal-hal yang penting dari materi yang diajarkan.
c.    Penerapan
Suatu pelajaran atau informasi tidak ada artinya kalau seorang siswa tidk dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak selalu mudah mendapat umpan balik dari siswa. Setelah mempertunjukkan media audio visual, dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan singkat yang sederhana untuk memebantu memantapkan hal-hal penting tentang materi yang diajarkan dalam ingatan siswa. Dapat pula dilakukan diskusi untuk menjawab soal-soal.
d.   Kelanjutan
Pendekatan secara menyuluruh, berulang dan pribadi sangat besar sekali pengaruhnya. Oleh karena itu di mana ada kesempatan, peajaran atau informasi yang telah diberikan harus diulang-ulang.
Vernom A. Magnesen  menyatakan kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang dilihat dan dengar, 70%  dari apa yang dikatakan, 90% dari apa yang dilakukan (Niken Ariani, 2010:97). Kita dapat menggunakan indra penglihatan dan indra pendengaran secara bersamaan, hingga hasil yang dicapaipun akan menjadi lebih besar. Karena kedudukannya yang istimewa yaitu menggunakan kedua indra manusia, maka pembelajaran menggunakan media audio visual merupakan cara belajar yang efektif.
2.      Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Guru dapat mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari serangkaian kegiatan belajar mengajar yang telah dijalankan. Guru juga dapat mengkaji kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat proses belajar mengajar dan kekurangan tersebut akan dapat dipertimbangkan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik demi tercapainya hasil belajar yang baik pula.
Ketercapaian hasil belajar yang baik tergantung peserta didik yang mengalami proses belajar tersebut. Hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Guru dapat mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari serangkaian kegiatan belajar mengajar yang telah dijalankan. Guru juga dapat mengkaji kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat proses belajar mengajar dan kekurangan tersebut akan dapat dipertimbangkan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik demi tercapainya hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar erat hubungannya dengan proses belajar mengajar yang terjadi. Jika proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien maka hasil belajarnya pun akan tinggi. Sedangkan menurut Nana Sujana dalam bukunya yang merujuk pada taksonomi Bloom mengatakan bahwa hasil belajar bukanlah suatu hasil latihan, melainkan hasil perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, apektif, dan psikomotor (Nana Sujana, 1990:3). Hasil belajar adalah hasil dari perubahan tingkah laku yang diwujudkan melalui perolehan pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan dan sikap. Sedangkan perubahan tingkah laku bersifat relatif menetap, ia hadir sebagai sebuah proses yang disengaja bisa berupa latihan atau pengalaman. Karena itu, belajar pada institusi formal (seperti sekolah) adalah sesuatu yang disengaja dan direncanakan.
Realisasi penilaian dilakukan melalui tes yang diberikan guru terhadap siswa, yang dapat berupa tes lisan, tes tulisan ataupun tes tindakan (perbuatan). If the test results show everyone getting an A or everyone getting Ds and Fs (after honest attempts to do well), the teacher has messed up (Ron Fry, 1999:433). Pada kegiatan belajar menghasilkan perubahan pada diri orang yang belajar.
Hasil belajar dalam pendidikan mempunyai makna tersendiri. Bagi siswa, hasil belajar dapat dijadikan umpan balik untuk mengukur kemampuan siswa tersebut. Bagi guru, hasil belajar dapat dijadikan informasi untuk mengetahui mana siswa yang sudah memahami materi dan belum memahami materi. Selain itu dapat juga dijadikan informasi apakah metode dan media yang digunakan dalam pengajaran sudah tepat atau belum. Sedangkan bagi sekolah dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan dan perencanaan sekolah dimasa yang akan datang.
F.     Metode Penelitian
1.      Metode
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode quasi ekaperimen, karena dalam penelitian ini ada dua kelompok yang dibandingkan, diberikan perlakuan yang berbeda tnapa mengubah komposisi kelompok tersebut. Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menggunakan tes hasil belajar matematika pada bahasan peluang. Di dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu variable bebas (X1) adalah media audio visual dan variable terikat (X2) adalah hasil belajar matematika siswa.
Desain penelitian ini adalah:
O
 
O
 
X1
 
K
 
E
 
X2
 
Pola                


                                    Gambar 1



Keterangan:
E   : Kelas Eksperimen
K   : Kelas Kontrol
X1  : Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen
X2  : Perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol
O   : Tes akhir setelah pembelajaran
2.      Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 6 Jakarta semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Dipilih dua kelas secara acak dari populasi sebanyak 50 siswa untuk dijadikan sampel penelitian.
G.    Hasil Penelitian
Sebelum data dijadikan instrument penelitian, perlu dilakukan analisis uji coba instrumen penelitian, yaitu berupa uji validitas dan reliabilitas.
Utuk uji validitas, pengambilan uji coba instrumen dilakukan di SMA Negeri 70 Jakarta yang berjumlah 60 siswa. Dari 40 soal uji coba instrumen penelitian didapat 29 soal yang valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas didapatka r11 = 0,830 dengan r(0,05;(60)) = 0,250 dan criteria pengujian r11 > r(0,05;(60)) menyatakan reliabel, sehingga 0,830 > 0,250 adalah reliabel.
Deskripsi data penelitian berupa data kelompok eksperimen dan data kelompok kontrol yang dapat diketahui secara lebih jelas oleh gambaran tabel dibawah ini:
Deskripsi Data
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Rentang skor
23-28
22-26
Median
26,000
24,000
Modus
26,000
23,000
Mean
25,793
23,714
Simpangan Baku
1,177
1,217





Tabel 2
Hasil Analisis data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Analisis Data
Eksperimen
Kontrol
Uji Normalitas
Tabel
0,165
0,193
Hitung
0,128
0,188
Uji Homogenitas
Tabel
1,960
Hitung
1,166
Uji Hipotesis
Tabel
2,020
Hitung
5,962

Sedangkan untuk gambar histogram dan polygon hasil belajar matematika siswa kedua kelompok tersebut adalah:
            Kelompok eksperimen
Text Box: Frekuensi Absolut
F
 








Hasil Belajar Matematika Siswa
 
Diagram Poligon
 
Diagram Histogram
 
9
 
8
 
7
 
3
 
1
 
28,5
 
27,5
 
26,5
 
25,5
 
24,5
 
23,5
 
22,5
 














            Kelompok Kontrol









Text Box: Frekuensi Absolut




Hasil Belajar Matematika Siswa
 
F
 
Diagram Poligon
 
Diagram Histogram
 
6
 
5
 
4
 
2
 
26,5
 
25,5
 
24,5
 
23,5
 
22,5
 
21,5
 










Dari nilai-nilai pada tabel di atas yang membedakan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol menandakan bahwa H0 ditolak yang menyatakan terdapat pengaruh pembelajaran berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi peluang.
H.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data untuk penujian hipotesisnya, kesimpulan dari temuan yang diperoleh adalah terdapatnya pengaruh pembelajaran berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar matematika siswa.
I.       Saran
Media audio visual yang ditelaah pada penelitian ini merupakan media audio visual yang terkait dengan hasil belajar matematika siswa. Peneliti selanjutnya dapat menelaah bagaimana dengan kemampuan matematik lainnya jika ditinjau dengan menggunakan media audio visul.
J.      Daftar Pustaka

Ariani, Niken dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah.
           Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
            Revisi II). Jakarta: Rineka Cipta.

                    2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).   
            Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Atmohoetomo, S. 1981. Media Audio Visual Pendidikan Dan Proses
            Produksi  Programnya. Yogyakarta: Pusdiklat Perpustakaan IKIP
            Yogyakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan  Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fry, R. 1999. How to Study. NJ: Career Press.

Miarso, Yusufhadi dkk. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan.Jakarta:
           Rajawali.
Mulyati, Y. 2005. Matematika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Piranti.
Pohan, H. 2005. Pelajaran Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Arya
           Duta.
Riyanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi
           Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.  Jakarta:
           Kencana Prenada Media Group.

Ruseffendi, E.T. 1980.  Pengajaran Matematika Modern. Bandung:Tarsito.
Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
          Memecahkan  Problematika Belajar dan Mengajar.  Bandung: Alfabeta .
Sadiman,  A.S. 1990. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
           Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.
Sembiring, S. 2008. Buku Panduan XII IPA Semester 2. Bandung: Yrama
           Widya.

Sudjana. 1996. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Suherman, E dan Udin S. Winataputra. 1994. Strategi Belajar Mengajar 
           Matematika. Jakarta : Depdikbud.
Sujana, N. 1990. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.

Sukardjono . 2001. Filsafat dan Sejarah Matematika. Jakarta: Universitas
           Terbuka.
Suleiman, A.H. 1988. Media Audio Visual Untuk Pengajaran,
          Penerangan dan  Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.
Sumeto, H. 2004. Cara Berbicara dan Presentasi dengan Audio Visual.
            Jakarta: PT.  Gramedia Pustaka Utama.
Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin. 1992. Pendekatan dalam    
           Proses Belajar Mengajar. Bandung : RosdaKarya.   
Tim FKIP UHAMKA. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: UHAMKA.
William, A. 1958. Improving Instruction Through Audio Visual Media; Technique in Teaching Science, Mathematics and Modern Foreign Languages.Sacramento: California States Department of Education.

Wirodikromo, S. 2004. Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.


http://digilib.unsri.ac.id/download/Jurnal MM Vol No 7 Artikel Yuliani Indrawaty.pdf