Pengaruh
Pembelajaran Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Pada Materi Peluang
Ayu Faradillah
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh pembelajaran berbantuan
media audio visual terhadap hasil belajar matematika siswa. Desain penelitian
ini adalah quasi eksperimen. Untuk menndapatkan hasil penelitian digunakan
instrument berupa hasil belajar matematika pada materi peluang. Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 6 Jakarta dengan sampel penelitian siswa
kelas XI sebanyak Sembilan kelas yang dipilih secara cluster random sampling.
Instrumen penelitian berupa 29 soal pilihan ganda yang telah di uji validitas
dan reliabilitasnya. Untuk uji normalitas menggunakan uji liliefors dan uji
homogentias menggunakan uji fisher serta uji analisis data menggunakan rumus
uji t-student. Rata-rata hasil belajar matematika kelompok eksperimen adalah
25, 793 dan kelompok control adalah 23, 714.
Kata
kunci: Media Audio Visual dan Hasil Belajar
Matematika Siswa
A.
Latar
Belakang
Pemahaman dalam
matematika sangatlah berbeda dengan pemahaman dalam mata pelajaran lain.
Matematika menuntut siswa untuk berpikir mencari masalah, solusi dan
menyelesaikannya. Matematika sangat menuntut siswa untuk menganalisis dan
berhitung, namun kebanyakan siswa lebih cenderung menghafalkannya dibanding
untuk menganalisis.
Menurut Zulkardi
dalam artikel Indrawati, dua masalah utama dalam pendidikan matematika di
Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa (rendahnya daya saing siswa diajang
Internasional dan rendahnya nilai rata-rata EBTANAS murni nasional khusunya
matematika) serta kurangnya minat mereka dalam belajar matematika (matematika
dianggap sulit dan diajarkan dengan metode yang tidak menarik karena guru
menerangkan, sedangkan siswa hanya mencatat) (Artikel Yuliani Indrawaty.pdf).
Dalam
pembelajaran matematika, penggunaan media audio visual dapat dijadikan sebagai
upaya alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran secara bermakna yang dapat
membangun kontruksi pengetahuan siswa, dan sekaligus dapat dijadikan sebagai
upaya untuk dapat menimimalkan kesan negatif anak terhadap pelajaran ini serta
menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga membangkitkan untuk mengetahui
dan menyelidiki, yang akhirnya menjurus kepada pengertian yang lebih baik dalam
memahami pembelajaran matematika.
Menurut Suleiman
(1988:12) dalam bukunya media audio visual sanggup meningkatkan efisiensi
pengajaran antara 25% sampai 50% . Oleh karena itu, guru matematika berupaya
untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai
indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah
informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat
dipertahankan dalam ingatan.
Penggunaan media
audio visual, tidak hanya akan menggunakan indra penglihatan. Tapi siswa juga
dapat menggunakan indra pendengaran. Belajar menggunakan indra penglihatan dan
pendengaran akan memberikan keuntungan bagi siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Atas penuturan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran Berbantuan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa pada Materi Peluang”.
B.
Tujuan
Penelitian
Secara umum
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh
pembelajaran berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar matematika
siswa pada materi peluang.\
C.
Definisi
Operasional
Media audio
visual dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan software adobe flash cs3 yang dibuat sendiri,
berupa animasi dua dimensi yang diberikan efek tiga dimensi untuk memperjelas
materi, penajaman warna, penajaman gambar, penajaman objek, visualisasi gambar
interaktif asli, serta penambahan suara yang berupa suara yang dapat didengar
oleh satu kelas dan kejernihan suara, menggunakan LCD dan speaker. Pada
proses pembelajaran yang dilakukan di ruang kelas.
Hasil belajar
matematika siswa pada penelitian ini dibatasi oleh skor yang diperoleh dari
evaluasi subsumatif pada pokok bahasan peluang yaitu kaidah pencacahan,
permutasi, kombinasi, kejadian sederhana, dan
kejadian majemuk.
D.
Hipotesis
Penelitian
Hipotesis yang diajukan adalah
“Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan media audio
visual daripada siswa yang diajarkan dengan metode konvensional”.
E.
KAJIAN
PUSTAKA
1.
Media
Audio Visual Matematika
Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam
belajar/mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual
kepada siswa antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas konsep
yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Kemudian Miarso
dalam bukunya mengatakan dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar
pertengahan abad ke-20 lahirlah peraga audio-visual yang terutama menekankan
penggunaan pengalaman yang konkrit untuk menghindarkan verbalisme (Yusufhadi
Miarso, 1984:51). Sehingga dalam penggunanaan peraga audio visual dapat
melibatkan pengalaman konkrit yang dapat membuat ingatan yang lebih lama.
Perkembangan
zaman saat ini yang begitu pesat, membuat dunia teknologi menjadi tambah
modern. Karena itulah muncul berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung
suatu proses belajar mengajar. Salah satu media yang mengalami perkembangan
adalah media audio visual. Dalam buku Suleiman
media audio visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara
yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh
kata-kata dicetak atau ditulis (Suleiman, 1988:11).
Hal pertama yang
harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah mencari,
menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik
minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta
karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya. Karakteristik ini
antara lain adalah kematangan anak dan latar belakang pengalamannya serta
kondisi mental yang berhubungan dengan usia perkembangannya. (Allen William,
1958: 14) Using certain audio visual media in combination is often helpful in
the instruction program.benefits realized from this type of combination include
the following:(1) communication is generally more effective than when either
medium is used alone; (2) student-prepared projects, as well as carefully
designed teacher-made materials, may be presented satisfactorily to groups of
all sizes; and (3) the combination is particularly useful when repeated
showings with the same materials are required.
Media audio visual baru ada manfaatnya
kalau pada saat penyajian dapat menimbulkan kesan yang baik. Dalam menggunakan
media audio visual kita harus memperhatikan langkah-langkah ataupun tahapan
dalam penyajian media audio visual. Tahapan penting dalam dalam penyajian media
audio visual sebagai berikut.
a. Persiapan
Penggunaan
yang efektif dan efisien dari media audio visual menuntut persiapan yang
matang. Adapun langkah-langkah dari tahap persiapan.
1) Sebelum
membuat software dari media audio visual, kita harus memperhatikan tujuan apa
yang harus dicapai dalam proses belajar mengajar.
2) Setelah
tujuan ditetapkan, buatlah rencana tentang pelajaran yang akan disampaikan.
Kemudian buatlah media audio visual pada software yang telah ditetapkan.
3) Setelah
media tersebut di buat, berlatihlah untuk menggunakannya. Kita tidak akan dapat
menerangkan sesuatu dengan media apapun secara lancar dan efektif tanpa
mencobanya terlebih dahulu. Sering terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan
karena orang yang menggunakan media tersebut gugup atau kikuk karena tidak
berlatih lebih dahulu.
4) Hal
yang harus diperhatikan adalah memperhatikan dimana tempat yang akan digunakan
untuk menggunakan media tersebut. Kita harus memeriksa apakah ruangan tersebut
mempunyai aliran listrik yang memadai serta bagaimana posisi dari siswa dan
guru.
b. Penyajian
Setelah
tahap persiapan selesai maka tibalah waktunya untuk penyajian. Sebelum
penyajian dilaksanakan terlebih dahulu diusahakan ada kata pendahuluan dan cara
menarik perhatian siswa. Setelah perhatian siswa timbul, jelaskan tujuan dari
penggunaan media tersebut ataupun memungkinkan jelaskan hubungan dari
penggunaan media tersebut. Sesudah itu diteruskan pada penyajian media
tersebut. Waktu mempertunjukkan media audio visual, tekankan pada hal-hal yang
penting dari materi yang diajarkan.
c. Penerapan
Suatu
pelajaran atau informasi tidak ada artinya kalau seorang siswa tidk dapat
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak selalu mudah mendapat umpan
balik dari siswa. Setelah mempertunjukkan media audio visual, dapat diajukan
pertanyaan-pertanyaan singkat yang sederhana untuk memebantu memantapkan
hal-hal penting tentang materi yang diajarkan dalam ingatan siswa. Dapat pula
dilakukan diskusi untuk menjawab soal-soal.
d. Kelanjutan
Pendekatan
secara menyuluruh, berulang dan pribadi sangat besar sekali pengaruhnya. Oleh
karena itu di mana ada kesempatan, peajaran atau informasi yang telah diberikan
harus diulang-ulang.
Vernom A.
Magnesen menyatakan kita belajar 10%
dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita
lihat, 50% dari apa yang dilihat dan dengar, 70% dari apa yang dikatakan, 90% dari apa yang
dilakukan (Niken Ariani, 2010:97). Kita
dapat menggunakan indra penglihatan dan indra pendengaran secara bersamaan,
hingga hasil yang dicapaipun akan menjadi lebih besar. Karena kedudukannya yang
istimewa yaitu menggunakan kedua indra manusia, maka pembelajaran menggunakan
media audio visual merupakan cara belajar yang efektif.
2.
Hasil
Belajar Matematika
Hasil belajar
merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama
berkat evaluasi guru. Guru dapat mengetahui seberapa tinggi tingkat
keberhasilan dari serangkaian kegiatan belajar mengajar yang telah dijalankan.
Guru juga dapat mengkaji kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat proses
belajar mengajar dan kekurangan tersebut akan dapat dipertimbangkan untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang baik demi tercapainya hasil belajar
yang baik pula.
Ketercapaian
hasil belajar yang baik tergantung peserta didik yang mengalami proses belajar
tersebut. Hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut
terjadi terutama berkat evaluasi guru. Guru dapat mengetahui seberapa tinggi
tingkat keberhasilan dari serangkaian kegiatan belajar mengajar yang telah
dijalankan. Guru juga dapat mengkaji kekurangan-kekurangan yang terjadi pada
saat proses belajar mengajar dan kekurangan tersebut akan dapat dipertimbangkan
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik demi tercapainya hasil
belajar yang baik pula. Hasil belajar erat hubungannya dengan proses belajar
mengajar yang terjadi. Jika proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan
efisien maka hasil belajarnya pun akan tinggi. Sedangkan menurut Nana Sujana
dalam bukunya yang merujuk pada taksonomi
Bloom mengatakan bahwa hasil belajar bukanlah suatu hasil latihan, melainkan
hasil perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, apektif, dan psikomotor (Nana Sujana, 1990:3).
Hasil belajar adalah hasil dari perubahan tingkah laku
yang diwujudkan melalui perolehan pengetahuan, pemahaman, kebiasaan,
keterampilan dan sikap. Sedangkan perubahan tingkah laku bersifat relatif
menetap, ia hadir sebagai sebuah proses yang disengaja bisa berupa latihan atau
pengalaman. Karena itu, belajar pada institusi formal (seperti sekolah) adalah sesuatu yang disengaja dan direncanakan.
Realisasi
penilaian dilakukan melalui tes yang diberikan guru terhadap siswa, yang dapat
berupa tes lisan, tes tulisan ataupun tes tindakan (perbuatan).
If the test results show
everyone getting an A or everyone getting Ds and Fs (after honest attempts to do
well), the teacher has messed up (Ron Fry, 1999:433). Pada kegiatan
belajar menghasilkan perubahan pada diri orang yang belajar.
Hasil belajar dalam pendidikan
mempunyai makna tersendiri. Bagi siswa, hasil belajar
dapat dijadikan umpan balik untuk mengukur kemampuan siswa tersebut. Bagi guru,
hasil belajar dapat dijadikan informasi untuk mengetahui mana siswa yang sudah
memahami materi dan belum memahami materi. Selain itu dapat juga dijadikan
informasi apakah metode dan media yang digunakan dalam pengajaran sudah tepat
atau belum. Sedangkan bagi sekolah dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
pengembangan dan perencanaan sekolah dimasa yang akan datang.
F.
Metode
Penelitian
1.
Metode
Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode quasi
ekaperimen, karena dalam penelitian ini ada dua kelompok yang dibandingkan,
diberikan perlakuan yang berbeda tnapa mengubah komposisi kelompok tersebut.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menggunakan tes hasil belajar
matematika pada bahasan peluang. Di dalam penelitian ini terdapat dua variable,
yaitu variable bebas (X1) adalah media audio visual dan variable
terikat (X2) adalah hasil belajar matematika siswa.
Desain penelitian ini adalah:
|
|
|
|
|
|
Gambar 1
Keterangan:
E :
Kelas Eksperimen
K :
Kelas Kontrol
X1 :
Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen
X2 :
Perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol
O
: Tes akhir setelah pembelajaran
2.
Subjek
Penelitian
Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa SMA Negeri 6 Jakarta semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
Dipilih dua kelas secara acak dari populasi sebanyak 50 siswa untuk dijadikan
sampel penelitian.
G.
Hasil
Penelitian
Sebelum data dijadikan instrument
penelitian, perlu dilakukan analisis uji coba instrumen penelitian, yaitu
berupa uji validitas dan reliabilitas.
Utuk uji validitas, pengambilan uji
coba instrumen dilakukan di SMA Negeri 70 Jakarta yang berjumlah 60 siswa. Dari
40 soal uji coba instrumen penelitian didapat 29 soal yang valid. Sedangkan
untuk uji reliabilitas didapatka r11 = 0,830 dengan r(0,05;(60))
= 0,250 dan criteria pengujian r11 > r(0,05;(60))
menyatakan reliabel, sehingga 0,830 > 0,250 adalah reliabel.
Deskripsi data penelitian berupa
data kelompok eksperimen dan data kelompok kontrol yang dapat diketahui secara
lebih jelas oleh gambaran tabel dibawah ini:
Deskripsi Data
|
Kelompok Eksperimen
|
Kelompok Kontrol
|
Rentang skor
|
23-28
|
22-26
|
Median
|
26,000
|
24,000
|
Modus
|
26,000
|
23,000
|
Mean
|
25,793
|
23,714
|
Simpangan Baku
|
1,177
|
1,217
|
Tabel
2
Hasil
Analisis data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Analisis Data
|
Eksperimen
|
Kontrol
|
|
Uji Normalitas
|
Tabel
|
0,165
|
0,193
|
Hitung
|
0,128
|
0,188
|
|
Uji Homogenitas
|
Tabel
|
1,960
|
|
Hitung
|
1,166
|
||
Uji Hipotesis
|
Tabel
|
2,020
|
|
Hitung
|
5,962
|
Sedangkan untuk
gambar histogram dan polygon hasil belajar matematika siswa kedua kelompok
tersebut adalah:
Kelompok
eksperimen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kelompok
Kontrol
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari
nilai-nilai pada tabel di atas yang membedakan antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol menandakan bahwa H0 ditolak yang menyatakan
terdapat pengaruh pembelajaran berbantuan media audio visual terhadap hasil
belajar matematika siswa pada materi peluang.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data untuk penujian hipotesisnya, kesimpulan dari temuan yang
diperoleh adalah terdapatnya pengaruh pembelajaran berbantuan media audio
visual terhadap hasil belajar matematika siswa.
I.
Saran
Media
audio visual yang ditelaah pada penelitian ini merupakan media audio visual
yang terkait dengan hasil belajar matematika siswa. Peneliti selanjutnya dapat
menelaah bagaimana dengan kemampuan matematik lainnya jika ditinjau dengan
menggunakan media audio visul.
J.
Daftar
Pustaka
Ariani, Niken
dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik
(Edisi
Revisi II). Jakarta: Rineka Cipta.
2009. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan (edisi revisi).
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Atmohoetomo, S. 1981. Media Audio Visual
Pendidikan Dan Proses
Produksi Programnya. Yogyakarta: Pusdiklat
Perpustakaan IKIP
Yogyakarta.
Dimyati dan
Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fry, R. 1999. How to Study. NJ: Career Press.
Miarso, Yusufhadi dkk. 1984. Teknologi
Komunikasi Pendidikan.Jakarta:
Rajawali.
Mulyati,
Y. 2005. Matematika SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Piranti.
Pohan, H. 2005. Pelajaran Matematika untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Arya
Duta.
Riyanto, Y. 2009. Paradigma
Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi
Pendidik dalam
Implementasi
Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Ruseffendi, E.T. 1980. Pengajaran Matematika Modern. Bandung:Tarsito.
Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika
Belajar dan Mengajar. Bandung:
Alfabeta .
Sadiman, A.S. 1990. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan
dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.
Sembiring, S. 2008. Buku Panduan XII IPA Semester 2. Bandung:
Yrama
Widya.
Sudjana. 1996. Metoda Statistik.
Bandung: Tarsito.
Suherman, E
dan Udin S. Winataputra. 1994. Strategi
Belajar Mengajar
Matematika.
Jakarta : Depdikbud.
Sujana, N. 1990.
Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.
Sukardjono . 2001. Filsafat dan Sejarah
Matematika. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Suleiman, A.H. 1988. Media Audio Visual Untuk
Pengajaran,
Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT
Gramedia.
Sumeto, H. 2004.
Cara Berbicara dan Presentasi dengan
Audio Visual.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin.
1992. Pendekatan dalam
Proses Belajar Mengajar. Bandung : RosdaKarya.
Tim
FKIP UHAMKA. 2007. Pedoman Penulisan
Skripsi. Jakarta: UHAMKA.
William, A.
1958. Improving Instruction Through Audio
Visual Media; Technique in Teaching Science, Mathematics and Modern Foreign
Languages.Sacramento: California States Department of Education.
Wirodikromo, S.
2004. Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
http://jasafadilahginting.blogspot.com/2011/04/pengembangan-media-audio-visual-dalam.html[online][diakses
tanggal 30 April 2011]
http://digilib.unsri.ac.id/download/Jurnal MM Vol No 7 Artikel Yuliani Indrawaty.pdf